Senin, November 29, 2010

Asyiknya Systema


Menyimak beladiri Rusia ini, seperti melihat kombinasi teknik beberapa aliran beladiri di dunia. Meski dinyatakan bahwa Systema adalah berakar dari beladiri tradisional Rusia, namun tekniknya seperti gabungan antara kungfu, taichi, aikido, jujutsu, sambo, gulat dan lainnya.

Terlepas mirip atau tidak, yang jelas Systema merupakan seni beladiri yang asyik dipelajari. Systema yang awalnya khusus diajarkan untuk kalangan militer Rusia dan pasukan khusus Spetnaz ini tekniknya halus namun melumpuhkan. 

Tidak hanya teknik tangan kosong tapi juga teknik-teknik menggunakan senjata mulai dari senjata tumpul, senjata tajam hingga senjata api diajarkan dalam Systema. Selain teknik defensif, Systema juga mengajarkan teknik ofensif.
Menariknya pula, Systema khususnya  'aliran' Mikail Ryabko dan muridnya Vladimir Vasiliev,  mengajarkan teknik-teknik yang jarang diajarkan bahkan mungkin tidak diajarkan dalam beladiri lain, misalnya:
Teknik menggunakan berbagai benda di sekitar kita untuk membeladiri
Teknik membeladiri di ruangan sempit
Teknik membeladiri di dalam mobil
Teknik membeladiri di dalam air
Teknik mempengaruhi psikologis penyerang
Teknik mengolah tubuh agar tahan pukulan
Teknik menggunakan tenaga dalam secara alamiah dan praktis
Teknik menghadapi keroyokan hingga berpuluh orang
dan lainnya...

Teknik-teknik seperti di atas sangat diperlukan dalam keseharian, sehingga sangat menarik untuk dipelajari. Inilah yang diperlukan orang saat belajar beladiri, jadi tidak semata belajar teknik bertanding di atas matras atau ring. 

Belajar systema, menurut Vasiliev tidak perlu seragam, ritual, tingkatan sabuk, membentuk otot dan sebagainya yang umum terdapat dalam beberapa seni beladiri lain. Belajar systema seperti halnya belajar beladiri praktis yang tak perlu macam-macam aturan.

harry

READ MORE - Asyiknya Systema

Selasa, Oktober 26, 2010

Di atas leher, di bawah leher


James Gwee, motivator bisnis populer, pada sebuah seminarnya mengatakan, jika untuk urusan di bawah leher, kita tidak pernah memperhitungkan berapa uang yang kita keluarkan. Sementara untuk urusan di atas leher, kita seringkali berpikir dua kali untuk keluar uang.

Dijelaskan James Gwee, urusan di bawah leher itu misalnya membeli pakaian, beli handphone, beli makanan, beli aksesoris dan segala kepuasan lahiriah lainnya. Sedangkan urusan di atas leher adalah membeli buku, surat kabar, majalah pengetahuan, beli tiket seminar bisnis, bayar kursus keterampilan, beli video pengetahuan.

Artinya, urusan di bawah leher adalah segala keinginan yang berhubungan kepuasan hawa nafsu. Sedangkan urusan di atas leher adalah kebutuhan ilmu pengetahuan bagi otak kita.

Saya pun kadang demikian.
Kalau ingin makan enak, asal punya uang saya masuk ke restoran cepat saji dan memesan menu yang diinginkan. Tak pandang menu tersebut harganya Rp 50 ribu seporsi (belum termasuk minum). Padahal di luaran (misalnya, warung kaki lima) menu serupa cuma dibanderol Rp 10-15 ribu (termasuk minum). Kenyangnya pun sama.

Melihat handphone (hp) canggih produk terbaru, kepingin juga memiliki. Walaupun harganya Rp 1 juta, tak pikir dua kali, merasa punya uang, dibelilah hp tersebut. Padahal sebelumnya sudah punya hp, namun gengsi karena ketinggalan mode.

Giliran masuk ke toko buku, kerjanya hanya melihat-lihat. Numpang baca gratis seperti di perpustakaan. Soalnya harga buku rata-rata di atas Rp 50 ribu, bahkan ada yang Rp 150 ribu. Daripada keluar uang segitu, mendingan baca gratis, meski kadang diawasi satpam.

Ketika ada kursus kilat sebuah keterampilan atau seminar bisnis, hanya ingin cari gratisan. Daripada bayar ratusan ribu, lebih baik tunggu aja siapa teman yang ikut, kemudian nanya teman apa saja pelajaran yang diberikan.

Saya tersadar.
Urusan di atas leher adalah investasi, karena memberikan ilmu, pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru.
Urusan di bawah leher, hanyalah mendapat kepuasan pribadi, gengsi dan gaya hidup.

harry

READ MORE - Di atas leher, di bawah leher

Jumat, Oktober 22, 2010

Gara-Gara Ip Man

Dunia seni beladiri ternyata memiliki tren tersendiri, seperti halnya dunia fashion (kalau boleh dikatakan demikian).

Fenomena di Indonesia adalah contohnya.

Ketika Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) masuk ke Indonesia akhir 90-an hingga awal 2000, banyak orang, khususnya praktisi seni beladiri penasaran dengan beladiri 'baru' ini dan sontak ingin belajar. Kemudian ketika giliran Capoeira masuk, banyak yang ingin belajar supaya bisa salto sambil nendang. Demikian pula saat aikido semakin populer setelah Steven Seagal beraksi dengan kemampuan aikido di sejumlah filmnya.

Sekarang giliran Wing Chun. Salah satu aliran dari wushu atau kungfu ini tengah tren di kalangan pecinta seni beladiri. Padahal beladiri ini sudah lama dikenal, seiring populernya Bruce Lee sebagai bintang laga. Namun kala itu belum banyak yang ingin mengenal Wing Chun lebih jauh. Baru setelah Donnie Yen beraksi dalam film Wing Chun dan sequelnya Wing Chun 2, barulah orang tertarik ingin belajar beladiri yang aslinya diciptakan oleh pendekar perempuan, Yip Wing Chun.

Sebagai sarana belajar Wing Chun, salah satunya adalah video. Browsing video teknik-teknik Wing Chun di internet termasuk pula beli video-nya secara online. Hal ini saya rasakan langsung, karena order yang masuk melalui toko online saya; belajarbeladiri.blogspot.com, dalam beberapa bulan terakhir paling banyak adalah video wing chun.

Mempelajari Wing Chun memang perlu guru. Namun untuk sekedar memuaskan rasa ingin tahu dan sekaligus mengenal Wing Chun, video menjadi pilihan praktis.

Sebagian besar konsumen video, menyatakan, tertarik Wing Chun karena Film Ip Man.
Ya, gara-gara Ip Man, Wing Chun semakin laris saja....



written by : harry



READ MORE - Gara-Gara Ip Man

Kamis, Oktober 07, 2010

Efektifitas Low Kick

Pemikiran sebagian orang awam beladiri, teknik tendangan dalam seni beladiri itu adalah tendangan-tendangan tinggi yang dilakukan sambil berputar, melompat atau dengan teknik akrobatik. Layaknya tendangan yang ditampilkan dalam film-film action.

Tendangan indah tersebut sebenarnya hanya untuk memikat penonton. Sementara dalam praktik beladiri keseharian atau beladiri praktis. Teknik seperti itu relatif sulit diterapkan. Perlu akurasi dan perhitungan yang tepat, karena tendangan tinggi apalagi dilancarkan pada orang berbadan besar atau bisa beladiri hanya akan membuang tenaga dan membahayakan diri sendiri. Kecuali kita sudah mahirmelakukan teknik-teknik tendangan tersebut.

Dalam seni beladiri, arah sasaran tendangan sebenarnya terbagi tiga. Pertama, tendangan rendah (low kick), tendangan tengah (middle kick) dan tendangan tinggi (high kick).

Dalam praktik beladiri, semua tendangan tersebut bisa digunakan. Namun jika ingin melumpuhkan penyerang dalam waktu singkat, lebih efektif menggunakan tendangan rendah. Sasaran low kick ini adalah kedua kaki, meliputi paha, lutut, lipatan lutut, tulang kering, selangkangan, punggung kaki, jemari kaki.

Kaki adalah pondasi tubuh kita. Jika pondasi bisa dilemahkan, tentunya serangan apapun akan bisa dilumpuhkan. Misal, seorang penyerang menusukkan pisau, kemudian kita elakkan atau tangkis sembari melancarkan tendangan ke arah tulang keringnya. Seketika penyerang akan lumpuh, pisau terlepas dan kita bisa melanjutkan serangan misalnya dengan pukulan, totokan, bantingan atau kuncian. Kalau tidak ingin melanjutkan balasan, kita pun bisa menjauhi penyerang.

Berbeda jika mengantisipasi serangan dengan tendangan ke arah tengah (perut, dada, punggung) atau atas (kepala). Jika lawan dapat menangkis atau menangkap kaki kita, tentunya membahayakan diri kita. Sedangkan tendangan ke bawah, sulit diatasi oleh penyerang, karena biasanya konsentrasi penyerang adalah menyerang bagian tengah dan bagian atas tubuh kita. Sehingga penyerang melupakan bagian bawah tubuh kita yang bisa digunakan untuk mengantisipasi lawan, yaitu dengan tendangan rendah.

Bruce Lee dalam bukunya, Bruce Lee's Fighting Methods menerapkan teknik tendangan rendah ini untuk teknik beladiri praktis di jalanan. Demikian pula Kungfu Wing Chun, tendangannya dominan ke arah bawah.

Banyak titik lemah di kaki yang efektif ditendang. Ketika tulang kering ditendang, kita bisa rasakan bagaimana sakitnya. Konsentrasi penyerang akan buyar dan secara refleks akan memegang kakinya yang sakit. Dalam beberapa menit ia harus berupaya menormalkan diri dari rasa sakit, kita pun tidak perlu banyak tenaga melumpuhkan penyerang.



READ MORE - Efektifitas Low Kick

Kamis, September 02, 2010

Karate Kid atau Kungfu Kid ?

Remake film Karate kid (2010) cukup menghibur. Kehadiran Jackie Chan bisa menjadi daya tarik untuk menonton, selain pula ingin melihat kemampuan akting putranya Will Smith (Jaden).

Namun yang cukup membingungkan pada film ini adalah ketidaksesuaian antara judul dan ceritanya.

Judulnya jelas, Karate Kid. Tapi kok teknik beladiri yang ditampilkan bukan karate, tapi murni Kungfu.

Semestinya film ini cocoknya berjudul Kungfu Kid.

Bagi orang awam beladiri, tentunya bisa menjadi persepsi yang salah atas beladiri. Karate ya kungfu, kungfu ya karate....

Koreksi buat sineas.


by eri
READ MORE - Karate Kid atau Kungfu Kid ?

Kamis, Mei 06, 2010

Sehari Belajar Grappling

Buat teman-teman di Banjarmasin yang ingin menambah wawasan pengetahuan dan skill beladiri. Kesempatan menarik ini sayang untuk dilewatkan.

Dilaksanakan di Gedung Taekwondo Banjarmasin, Sabtu 8 Mei 2010. Instruktur dari Jakarta, Hardian Kristiyadi dan Yohan Mulia. Mereka murid Niko Han, salah seorang pembawa Brazilian Jiu-Jitsu ke Indonesia.

Pada pelatihan sehari yang notabene gratis ini, kita akan dikenalkan dengan dasar-dasar grappling dengan materi Brazilian Jiu-Jitsu dan teknik beladiri lainnya yang sealiran.

Kabarnya, peserta akan mendapat t-shirt, dvd tutorial dan tentunya lunch.
READ MORE - Sehari Belajar Grappling

Rabu, Februari 10, 2010

Kata = Intisari Karate

Faktanya, tidak banyak karateka yang menyukai Kata.
Ya, karena Kata dianggap sebagai rangkaian gerakan atau kombinasi kihon yang membosankan dipraktikkan. Apalagi perlu hafalan yang baik dan rajin dilatih agar tetap melekat dalam memori otak.

Kalaupun memiliki perbendaharaan kata , hanya sekedar hapal. Apalagi kalau bukan sebagai pelengkap untuk menghadapi ujian kenaikan tingkat atau modal untuk melatih para kohai.

Apa sih arti Kata itu?
Sebagian mengatakan Kata adalah rangkaian gerakan dasar / kihon.
Itu saja.

Padahal definisi Kata tidak sekedar rangkaian gerakan dasar.
Menurut Shihan Harried Tanning (Dan VII), Dewan Guru PB Lemkari-Ketua Bidang Teknik, Kata adalah teknik berkelahi (beladiri) yang disusun oleh para master Karate sebagai media pembelajaran.

Gichin Funakoshi, Guru Besar Shotokan, sangat menekankan latihan Kata. Bahkan ia berprinsip, tiga tahun satu kata. Artinya, satu Kata harus dipelajari selama tiga tahun. Berarti untuk belajar 26 Kata Shotokan diperlukan waktu yang panjang.

Menurut Gichin, Kata adalah Karate, Karate adalah Kata.
Ya, karena Kata adalah intisari dari Karate. Semua teknik Karate ada di Kata.

Jika kita belajar Kata, berarti kita belajar banyak hal tentang Karate. Mulai dari Kihon, Kumite, Teknik Beladiri (self defense), Tenaga Dalam (Ki), Pengendalian Diri (self control) dan filosofi.

"Semua itu akan kita dapatkan jika kita mau mendalami Kata. Setelah menghayati makna dari teknik Kata, kita akan menemukan arti sesungguhnya Karate dan ternyata Karate itu begitu indah," ujar Shihan Harried Tanning.

"Kalau kita keluar negeri dan ikut berlatih di dojo setempat, biasanya para senior di dojo tersebut akan bertanya apa tingkatan sabuk yang kita pegang. Dan jika mereka ingin menguji kita, bukanlah mengajak sparring Kumite, melainkan berucap; Kata, please..." ujar Shihan Harried yang sering menyempatkan diri ikut berlatih di setiap dojo jika bepergian keluar negeri.

Dari peragaan Kata yang kita lakukan. Orang pun akan tahu seberapa jauh pemahaman dan penguasaan kita tentang Karate.

by Harry

READ MORE - Kata = Intisari Karate

Senin, Januari 25, 2010

Berbagai Versi Kata Shotokan (2)


Masih banyak lagi perbedaan-perbedaan dalam praktik Kata antara JKA dan SKIF, dua organisasi Shotokan terbesar di dunia. Kalau kita amati, hampir semua Kata Shotokan ada perbedaan.

Tidak hanya Kata versi JKA dan versi SKIF yang berbeda. Kata Shotokan versi tempo doeloe pun tidak sama dengan kedua organisasi modern Shotokan tersebut.

Gihin Funakoshi pada dokumenter peragaan Kata (direkam tahun 1923) mempraktikkan Heian Shodan yang tekniknya tidak kita temui pada Heian Shodan masa kini. Pada teknik pukulan chudan tsuki sebanyak tiga langkah (langkah ketiga disertai Kiai), hanya dua langkah Gichin menggunakan kuda-kuda zenkutsu dachi, sedangkan langkah/pukulan ketiga Gichin menggunakan kuda-kuda kokutsu dachi dengan posisi badan miring dan tangan kanan memukul arah chudan. Kemudian dilanjutkan empat kali shuto uke ke empat arah.

Gigo Funakoshi, putra Gichin, dalam video dokumenter tersebut mempraktikkan Heian Godan gerakan terakhir dengan kuda-kuda mirip zenkutsu dachi, bukan kokutsu dachi seperti versi sekarang.

Nah, semakin bingung, mana yang benar. Berarti versi JKA tidak sama dengan versi Gichin? Demikian pula versi SKIF tidak sama dengan teknik Kata Gichin?

Jelasnya, perbedaan tersebut dikarenakan fleksibilitas dalam mengaplikasi Kata.
Gichin sendiri tampaknya tidak melarang adanya perubahan dalam beberapa teknik Kata tersebut. Sebab ia sendiri merevisi sejumlah teknik Kata dan nama-nama Kata yang ia pelajari di Okinawa untuk menjadi Kata versi Shotokan.

Semasa Gichin hidup, Gigo kemudian memperbarui gerakan Kata versi Shotokan tersebut untuk mempertegas dan memperjelas identitas Kata perguruan berlambang harimau tersebut.

Lantas bagaimana hingga berbeda dengan JKA dan SKIF? Mungkin saja Masatoshi Nakayama ingin mempermudah para karateka berlatih, sehingga beberapa bagian gerak diubah lagi dari gerak asal. Demikian pula Hirokazu Kanazawa yang merupakan murid Nakayama dan Gichin, setelah mendirikan SKIF mengubah Kata yang selama ini ia pelajari untuk menjadi Kata versi organisasinya

Sekarang mana yang benar dan harus diikuti?
Yang benar adalah, organisasi Shotokan apa yang menjadi afiliasi perguruan Anda. Jika perguruan Anda berafiliasi pada JKA, terapkan Kata sesuai standar JKA. Jika perguruan Anda menganut teknik SKIF. Praktikkan Kata standar SKIF.

Jadi, yang tidak benar adalah jika Anda menerapkan Kata berbeda dengan afiliasi perguruan Anda. Kecuali pada pertandingan Kata yang digelar organisasi lintas perguruan macam FORKI, silakan memperagakan Kata dari organisasi atau perguruan lain.

Lebih jelasnya mengenai berbagai versi kata Shotokan tersebut, Anda bisa lihat videonya di sini atau di sini dan juga di sini

READ MORE - Berbagai Versi Kata Shotokan (2)
Web Hosting


IndoBanner Exchanges