Senin, April 20, 2009

Muk Yan Jong ( I )

Sekitar abad 17, para pendekar di kuil Shaolin sudah menggunakan berbagai alat bantu latihan yang akurat dan dinamis untuk berlatih kungfu. Teknologi yang digunakan cukup maju kala itu, berbagai kaidah mekanika diterapkan dalam membuat simulasi teknik pembelaan diri.

Penggunaan katrol, bandul kayu, pegas, tenaga hidrolik lazim dipakai untuk menguji dan melatih keterampilan. Boneka-boneka kayu juga umum digunakan.

Pada kungfu aliran wing chun yang diciptakan seorang wanita bernama Yim Wing Chun, murid pendeta Shaolin bernama Ng Mui, sangat dikenal prototip boneka kayu yang sangat efektif karena memiliki dua lengan, kaki, dengkul yang mewakili gerakan menyerang mansuia.

Boneka kayu yang disebut Muk Yan Jong digunakan sebagai ‘mitra’ berlatih dalam kungfu wing chun. Kemudian alat ini juga diadopsi oleh kungfu aliran lain dari Cina Selatan dan kini juga dipakai oleh seni beladiri non kungfu.

Menurut legenda, sebelum kuil Shaolin pertama kali hancur (diserang pasukan dinasti penguasa kala itu), terdapat sebuah gua yang di dalamnya berisi 108 buah alat simulasi terbuat dari kayu yang setiap set mewakili satu jurus wing chun.

Beberapa abad kemudian dikenal adanya boneka kayu yang mampu bergerak dinamis dan dapat digunakan berlatih hingga 108 jurus.

Muk Yan Jong kemudian dipopulerkan oleh generasi penerus wing chun, yakni Yip Man (Ip Man). Bagi yang pernah nonton film Ip Man (produksi tahun 2008) yang diperankan oleh Donnie Yen, pasti ingat dengan tokoh legendaris kungfu wing chun yang satu ini.

Yip Man yang lahir 1893 dan meninggal pada 1972 memiliki seorang putra bernamaYip Chun yang kini menjadi pewaris wing chun (kemudian mendirikan Yip Man Martial Arts Associaton di Hongkong). Murid Yip Man yang terkenal adalah Liong Siau Lung alias Bruce Lee.

Muk Yan Jong sudah menjadi alat wajib bagi Yip Man dalam berlatih wing chun. Sehingga ia dikenal memiliki tangan yang kokoh dan konon dalam suatu peristiwa ia mampu membengkokkan picu pistol (dalam film Ip Man adegan ini digambarkan dengan melepas tempat peluru pistol colt saat pistol tersebut diacungkan polisi Cina ke wajah Yip Man).

Jong menurut arti harfiah adalah gelondongan kayu yang ditancapkan di atas tanah. Alat ini dibuat dari batang kayu berserat halus dari pohon sejenis oak. Jika dulu ditancapkan ke tanah, sekarang dimodifikasi dengan membuat rangka dan dudukan yang tetap mampu memberi kelenturan balasan yang baik.

Desain Muk Yan Jong sangat memperhatikan bentuk serangan lawan. Penempatan lengan-lengan atas bersudut tertentu serta kemampuan ayun dan puntir batang-batang penyangga, membuat praktisi wing chun harus melakukan teknik tangkis-serang yang akurat dan presisi.

Alat ini bermanfaat untuk memperkuat tenaga, sensitivitas, melatih teknik pukulan dan tangkisan dibarengi latihan ketepatan posisi dan sudut penguasaan daerah lawan. Salah menangkis, memukul atau menendang, baik dari segi arah dan kekuatan, akan membuat kita hilang keseimbangan.

Saat ini ada 116 jurus atau gerakan baku untuk berlatih Muk Yan Jong yang dirangkum dalam delapan bagian latihan.

bersambung...

artikel berikutnya; ilustrasi latihan Muk Yan Jong

READ MORE - Muk Yan Jong ( I )

Sabtu, April 11, 2009

Padepokan, Dojo, Dao Chang, Dojang

Setiap perguruan beladiri di manapun, pasti memerlukan tempat berlatih. Apakah beladiri tersebut bersifat tradisional atau diajarkan di kalangan tertentu, keluarga misalnya, maupun modern yang bisa dipelajari masyarakat umum.

Tempat berlatih tersebut bervariasi dari segi ukuran. Luas tempat dan perlengkapan disesuaikan menurut keperluan masing-masing pengguna atau pemilik tempat latihan. Dari yang sangat tradisional, berupa bangunan sederhana yang bisa digunakan oleh empat hingga enam orang, hingga sebuah bangunan besar yang mampu menampung ratusan orang.

Tempat berlatih beladiri ini di Indonesia dinamakan Padepokan, sementara di Jepang bernama Dojo, sedangkan di China disebut Dao Chang dan di Korea dinamakan Dojang.

Apapun namanya yang jelas wahana latihan ini awalnya merupakan tempat para ahli beladiri menempa diri, baik secara fisik, mental maupun spiritual. Tempat tersebut dibuat sedemikian rupa agar bersuasana sakral. Sehingga usai latihan, dapat diteruskan dengan kegiatan peribadatan.

Lazimnya, setiap tempat latihan memiliki tata cara dan tradisi yang khas. Penataan ruang dalam (interior) seringkali dirancang sesuai kepentingan pemilik. Tempo dulu, banyak ahli beladiri menjadikan tempat tinggalnya sekaligus sebagai tempat latihan.

Arsitektur tempat latihan sangat beragam. Umumnya selalu ada ruang utama untuk latihan dan ada tempat khusus untuk menyimpan panji-panji dan tanda kebesaran perguruan. Jika berupa ruangan, di ruang itu juga dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan ibadah, meditasi atau perenungan.

Elemen yang ada dalam sebuah tempat latihan tradisional umumnya berupa pintu, gapura atau gerbang yang di bagian atas dipasang tanda atau tulisan identitas perguruan. Di Jepang, fungsi gerbang ini sangat penting, karena penampilan sebuah gerbang menunjukkan peringkat atau kelas sebuah perguruan.

Abad 17 hingga 19, ukuran papan nama sebuah perguruan ditentukan akreditasinya oleh pemerintah Jepang. Sementara di China, papan nama perguruan adalah harga diri, sehingga jika papan nama ini dirusak oleh orang lain, merupakan penghinaan besar.

Elemen lainnya adalah penghubung ke masa lalu, yaitu berupa barang-barang peninggalan pendiri perguruan, antara lain gambar, foto, dokumen, buku, peta, silsilah, lambang-lambang perguruan dan lainnya lagi.

Semua barang berharga itu disimpan dan ditata dengan baik sehingga para penerus atau murid dapat mengingat para sesepuh dan diharapkan dapat memelihara rasa hormat kepada pendahulu.

Di Hombu Dojo Kodokan Judo yang merupakan dojo modern, benda-benda peninggalan Jigoro Kano, sang pendiri, tetap disimpan dan dirawat. Bahkan di satu sisi depan aula latihan yang luas, satu set kursi dan meja yang biasanya digunakan Kano duduk memperhatikan muridnya berlatih ditempatkan dalam ruang kaca.

Saat ini tempat latihan beladiri sudah banyak mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Sekarang yang namanya Padepokan, Dojo, Dao Chang, Dojang, sudah dilengkapi dengan fasilitas modern. Bahkan di Amerika dan Eropa sudah umum jika sebuah tempat latihan beladiri memiliki fasilitas tambahan berupa ruang kebugaran, kolam renang dan tempat mandi uap (spa).

Source: Duel (2000)

READ MORE - Padepokan, Dojo, Dao Chang, Dojang
Web Hosting


IndoBanner Exchanges