Selasa, Oktober 26, 2010

Di atas leher, di bawah leher


James Gwee, motivator bisnis populer, pada sebuah seminarnya mengatakan, jika untuk urusan di bawah leher, kita tidak pernah memperhitungkan berapa uang yang kita keluarkan. Sementara untuk urusan di atas leher, kita seringkali berpikir dua kali untuk keluar uang.

Dijelaskan James Gwee, urusan di bawah leher itu misalnya membeli pakaian, beli handphone, beli makanan, beli aksesoris dan segala kepuasan lahiriah lainnya. Sedangkan urusan di atas leher adalah membeli buku, surat kabar, majalah pengetahuan, beli tiket seminar bisnis, bayar kursus keterampilan, beli video pengetahuan.

Artinya, urusan di bawah leher adalah segala keinginan yang berhubungan kepuasan hawa nafsu. Sedangkan urusan di atas leher adalah kebutuhan ilmu pengetahuan bagi otak kita.

Saya pun kadang demikian.
Kalau ingin makan enak, asal punya uang saya masuk ke restoran cepat saji dan memesan menu yang diinginkan. Tak pandang menu tersebut harganya Rp 50 ribu seporsi (belum termasuk minum). Padahal di luaran (misalnya, warung kaki lima) menu serupa cuma dibanderol Rp 10-15 ribu (termasuk minum). Kenyangnya pun sama.

Melihat handphone (hp) canggih produk terbaru, kepingin juga memiliki. Walaupun harganya Rp 1 juta, tak pikir dua kali, merasa punya uang, dibelilah hp tersebut. Padahal sebelumnya sudah punya hp, namun gengsi karena ketinggalan mode.

Giliran masuk ke toko buku, kerjanya hanya melihat-lihat. Numpang baca gratis seperti di perpustakaan. Soalnya harga buku rata-rata di atas Rp 50 ribu, bahkan ada yang Rp 150 ribu. Daripada keluar uang segitu, mendingan baca gratis, meski kadang diawasi satpam.

Ketika ada kursus kilat sebuah keterampilan atau seminar bisnis, hanya ingin cari gratisan. Daripada bayar ratusan ribu, lebih baik tunggu aja siapa teman yang ikut, kemudian nanya teman apa saja pelajaran yang diberikan.

Saya tersadar.
Urusan di atas leher adalah investasi, karena memberikan ilmu, pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru.
Urusan di bawah leher, hanyalah mendapat kepuasan pribadi, gengsi dan gaya hidup.

harry

READ MORE - Di atas leher, di bawah leher

Jumat, Oktober 22, 2010

Gara-Gara Ip Man

Dunia seni beladiri ternyata memiliki tren tersendiri, seperti halnya dunia fashion (kalau boleh dikatakan demikian).

Fenomena di Indonesia adalah contohnya.

Ketika Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) masuk ke Indonesia akhir 90-an hingga awal 2000, banyak orang, khususnya praktisi seni beladiri penasaran dengan beladiri 'baru' ini dan sontak ingin belajar. Kemudian ketika giliran Capoeira masuk, banyak yang ingin belajar supaya bisa salto sambil nendang. Demikian pula saat aikido semakin populer setelah Steven Seagal beraksi dengan kemampuan aikido di sejumlah filmnya.

Sekarang giliran Wing Chun. Salah satu aliran dari wushu atau kungfu ini tengah tren di kalangan pecinta seni beladiri. Padahal beladiri ini sudah lama dikenal, seiring populernya Bruce Lee sebagai bintang laga. Namun kala itu belum banyak yang ingin mengenal Wing Chun lebih jauh. Baru setelah Donnie Yen beraksi dalam film Wing Chun dan sequelnya Wing Chun 2, barulah orang tertarik ingin belajar beladiri yang aslinya diciptakan oleh pendekar perempuan, Yip Wing Chun.

Sebagai sarana belajar Wing Chun, salah satunya adalah video. Browsing video teknik-teknik Wing Chun di internet termasuk pula beli video-nya secara online. Hal ini saya rasakan langsung, karena order yang masuk melalui toko online saya; belajarbeladiri.blogspot.com, dalam beberapa bulan terakhir paling banyak adalah video wing chun.

Mempelajari Wing Chun memang perlu guru. Namun untuk sekedar memuaskan rasa ingin tahu dan sekaligus mengenal Wing Chun, video menjadi pilihan praktis.

Sebagian besar konsumen video, menyatakan, tertarik Wing Chun karena Film Ip Man.
Ya, gara-gara Ip Man, Wing Chun semakin laris saja....



written by : harry



READ MORE - Gara-Gara Ip Man

Kamis, Oktober 07, 2010

Efektifitas Low Kick

Pemikiran sebagian orang awam beladiri, teknik tendangan dalam seni beladiri itu adalah tendangan-tendangan tinggi yang dilakukan sambil berputar, melompat atau dengan teknik akrobatik. Layaknya tendangan yang ditampilkan dalam film-film action.

Tendangan indah tersebut sebenarnya hanya untuk memikat penonton. Sementara dalam praktik beladiri keseharian atau beladiri praktis. Teknik seperti itu relatif sulit diterapkan. Perlu akurasi dan perhitungan yang tepat, karena tendangan tinggi apalagi dilancarkan pada orang berbadan besar atau bisa beladiri hanya akan membuang tenaga dan membahayakan diri sendiri. Kecuali kita sudah mahirmelakukan teknik-teknik tendangan tersebut.

Dalam seni beladiri, arah sasaran tendangan sebenarnya terbagi tiga. Pertama, tendangan rendah (low kick), tendangan tengah (middle kick) dan tendangan tinggi (high kick).

Dalam praktik beladiri, semua tendangan tersebut bisa digunakan. Namun jika ingin melumpuhkan penyerang dalam waktu singkat, lebih efektif menggunakan tendangan rendah. Sasaran low kick ini adalah kedua kaki, meliputi paha, lutut, lipatan lutut, tulang kering, selangkangan, punggung kaki, jemari kaki.

Kaki adalah pondasi tubuh kita. Jika pondasi bisa dilemahkan, tentunya serangan apapun akan bisa dilumpuhkan. Misal, seorang penyerang menusukkan pisau, kemudian kita elakkan atau tangkis sembari melancarkan tendangan ke arah tulang keringnya. Seketika penyerang akan lumpuh, pisau terlepas dan kita bisa melanjutkan serangan misalnya dengan pukulan, totokan, bantingan atau kuncian. Kalau tidak ingin melanjutkan balasan, kita pun bisa menjauhi penyerang.

Berbeda jika mengantisipasi serangan dengan tendangan ke arah tengah (perut, dada, punggung) atau atas (kepala). Jika lawan dapat menangkis atau menangkap kaki kita, tentunya membahayakan diri kita. Sedangkan tendangan ke bawah, sulit diatasi oleh penyerang, karena biasanya konsentrasi penyerang adalah menyerang bagian tengah dan bagian atas tubuh kita. Sehingga penyerang melupakan bagian bawah tubuh kita yang bisa digunakan untuk mengantisipasi lawan, yaitu dengan tendangan rendah.

Bruce Lee dalam bukunya, Bruce Lee's Fighting Methods menerapkan teknik tendangan rendah ini untuk teknik beladiri praktis di jalanan. Demikian pula Kungfu Wing Chun, tendangannya dominan ke arah bawah.

Banyak titik lemah di kaki yang efektif ditendang. Ketika tulang kering ditendang, kita bisa rasakan bagaimana sakitnya. Konsentrasi penyerang akan buyar dan secara refleks akan memegang kakinya yang sakit. Dalam beberapa menit ia harus berupaya menormalkan diri dari rasa sakit, kita pun tidak perlu banyak tenaga melumpuhkan penyerang.



READ MORE - Efektifitas Low Kick
Web Hosting


IndoBanner Exchanges