Ada dua aliran besar dalam Taekwondo yang masing-masing dinaungi oleh dua organisasi dunia, yaitu World Taekwondo Federation (WTF) dan International Taekwondo Federation (ITF). Uniknya, kedua aliran ini secara fundamental pendirinya adalah satu orang, yakni Jenderal
Choi Hong Hi.
Choi Hong Hi adalah salah seorang jenderal bintang dua di Korea Selatan yang dilahirkan di Hwa Dae, Myongchon (kini menjadi bagian Korea Utara). Sejak kecil ia mempelajari berbagai seni beladiri tradisional Korea, salah satunya Taekyon. Saat remaja ia bersekolah ke Jepang dan mempelajari Karate Shotokan di Dojo-nya Gichin Funakoshi hingga menyandang sabuk hitam DAN II.
Kembali ke Korea, Choi Hong Hi berkarir di militer. Karirnya terus melesat hingga berpangkat Mayor Jenderal. Atas kegemarannya pada seni beladiri Choi Hong Hi meramu teknik-teknik beladiri yang dikuasainya, termasuk karate shotokan hingga terciptalah beladiri yang dinamakannya
Oh Dok Kwan. Sejumlah rekan menjadi murid pertama Choi.
Presiden Korea Selatan kala itu, Syngman Rhee, kemudian meminta Choi Hong Hi untuk menghimpun para ahli beladiri di negara tersebut. Tujuannya menciptakan satu metode pelatihan fisik dan beladiri bagi kalangan militer. Pada 1955 atau dua tahun pasca perang Korea Selatan dan Utara, lahirlah beladiri baru Tang So Do yang kemudian berganti menjadi Taekwondo (secara harfiah; jalan/seni tangan dan kaki).
Namun perhimpunan yang terdiri sembilan perguruan (kwan) itu tak bertahan lama karena ego masing-masing perguruan. Meski demikian Choi Hong Hi tetap meneruskan pengajaran Taekwondo yang awalnya hanya di kalangan militer.
Seiring perjalanan waktu, beladiri ini dipublikasikan hingga masyarakat umum bisa mempelajari. Meski sejak 1950-an terpecah menjadi dua negara, Korea Selatan dan Korea Utara, namun Taekwondo tetap dipelajari oleh masyarakat di kedua negara bersaudara itu. Pada 1966 di Seoul, Korea Selatan, didirikanlah International Taekwondo Federation (ITF).
Sayangnya, situasi politik yang kala itu tidak mendukung karir Choi Hong Hi di militer maupun pemerintahan membuatnya harus meninggalkan Korea Selatan. Konon, hijrahnya Choi bersama keluarga ke Kanada (1972) untuk menghindari 'pembersihan' sejumlah politisi termasuk petinggi militer yang dianggap tidak sepaham dengan pemerintah Korea Selatan yang telah direformasi. Hal ini mungkin berkait pula dengan asal muasal Cho Hong Hi yang desa kelahirannya kini masuk Korea Utara.
Di Kanada, Choi Hong Hi terus mengembangkan Taekwondo dengan organisasinya
ITF. Setahun sepeninggal Jenderal Choi, pada 1973 pemerintah Korea Selatan mendirikan World Taekwondo Organisation (WTF), sebagai wadah Taekwondo di negara tersebut.
Jadilah Taekwondo menjadi dua organisasi yang secara teknik juga memiliki beberapa perbedaan. Seragam pun berbeda. Versi ITF mengenakan baju dengan kerah selempang seperti umumnya beladiri Jepang namun berikat di tengah perut, sedangkan WTF berdesain kerah seperti huruf V. Baju dan celana versi ITF berstrip/garis hitam di bagian sisi tangan dan sisi kaki.
Teknik tendangan tak jauh beda, hanya gerak dasar yang sedikit ada perbedaan. Dalam sistem pertandingan, WTF lebih mengarah pada olahraga murni sehingga
full protector dan tidak tidak terlalu memberi 'perhatian' pada teknik pukulan. Sedangkan ITF hanya mengenakan
hand glove dan
foot protector, sementara dada dan perut tidak berpelindung demikian pula kepala tidak dilindungi helm. Karena minim
protector, gaya
fight ITF yang menggunakan kombinasi pukulan dan tendangan, lebih
full contact dibanding WTF.
Kembali pada sang pendiri. Setelah 28 tahun bermukim di Kanada dan berhasil mengembangkan Taekwondo ITF ke sejumlah negara, pada tahun 2000 Choi Hong Hi memutuskan pulang ke Korea Utara yang notabene 'negara' kelahirannya. Dua tahun kemudian, pada 15 Juni 2002, Choi meninggal dunia di Pyongyang, akibat penyakit kanker.
Taekwondo ITF kini dipimpin oleh Choi Jung Hwa. Putra tunggal Choi Hong Hi tersebut menjabat presiden ITF sejak 2001.
written by harry